www.suaragus.comwww.suaragus.com
    What's Hot

    Dr Muhamad Jumadi Buka Gladi Widya Satria Hasta Brata ke IV Kwarcab Kota Tegal

    2 Agustus 2023

    Ketentuan Tanggal Cuti Bersama Idul Adha dari Menaker

    27 Juni 2023

    Doktor Jumadi dan Forwakada Menanam Pohon di Candi Prambanan

    16 Juni 2023

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Facebook Twitter Instagram
    Twitter
    www.suaragus.com www.suaragus.com
    Subscribe
    • Beranda
    • Pandangan
    • Isu Utama
    • Kamtibmas
    www.suaragus.comwww.suaragus.com
    Home » Moderasi Agama sebagai Upaya Wujudkan Kesejahteraan Bangsa
    Suara NU

    Moderasi Agama sebagai Upaya Wujudkan Kesejahteraan Bangsa

    Admin SuaragusBy Admin Suaragus28 Februari 2021Tidak ada komentar5 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Dunia masih saja dipenuhi dengan praktik terorisme yang bersumber dari pemahaman yang radikal. Para pelaku mendasari tindakan mereka dengan teks-teks agama. Mereka memandang teks sebagai murni teks dengan menafikan konteksnya. Contohnya, ayat-ayat perang yang mereka jadikan landasan tindakan digunakan serampangan. Padahal suasana lingkungannya sedang damai.

    Hal itu pun terjadi di bumi Indonesia. Bom Surabaya yang terjadi beberapa tahun lalu, misalnya. Hal ini mengagetkan berbagai pihak mengingat pelaku mengajak serta anggota keluarganya untuk melakukan aksi tercela itu. Di sisi lain, ada juga yang serampangan mengeksploitasi dalil-dalil agama dengan mengandalkan pemikiran mereka.

    Di sinilah pentingnya peran pandangan moderat dalam berkehidupan. Tidak terlalu ekstrem mengandalkan teks dan tidak juga terlalu mengandalkan nalar akal. Begitulah Islam yang mengedepankan sikap wasathiyah atau moderat.

    Laku demikian sudah dicontohkan oleh Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari memadukan teks dan akalnya. Pun dengan Imam Syafi’i yang menggunakan nalar dan teks guna menemukan hukum. Hal serupa dilakukan oleh Imam al-Ghazali yang memadukan syariat atau fikih dengan tasawuf.

    Demikian pula Hadhratussyekh KH Hasyim Asy’ari yang memadukan agama dan nasionalisme. Kiai Hasyim melakukan hal ini untuk menengahkan dua kutub ekstrem, yakni golongan yang hanya mengandalkan nasionalismenya saja dan kelompok yang menonjolkan fanatisme keagamaannya.

    Nasionalisme dan agama, sebagaimana yang dikatakan Imam Ghazali, merupakan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisah satu sama lain. Dua hal itu memiliki hubungan simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Negara melindungi keberadaan agama, dan agama memberikan pengaruh positif untuk negara.

    Wasathiyah sebagai Keadilan

    Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 143

    وَ كَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةَ وَسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَآءَ عَلَى النَّاسِ وَ يَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا…

    Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…

    Ahmad Mustofa Al-Maraghi menafsirkan bahwa ayat tersebut bermakna Allah menjadikan orang-orang Muslim sebagai orang-orang pilihan dan berkeadilan. Pasalnya, kata al-Maraghi, umat Islam bukan kaum yang berlebihan dalam beragama, juga bukan kelompok yang sembrono dalam menunda-nunda urusan agama.

    Sementara itu, Imam Jalaluddin al-Suyuthi menafsirkan bahwa lafal kadzalik itu berarti kama hadaynakum ilaihi, sebagaimana Kami hidayahkan kamu ke shirat al-mustaqim, yakni agama Islam itu sendiri. Ayat tersebut tidak terlepas dengan ayat sebelumnya yang menjelaskan bahwa hidayah Allah itu diberikan kepada orang yang Allah kehendaki.

    Lebih lanjut, Syeikh Ahmad Al-Showi mengomentari ayat tersebut, bahwa wasatha itu dia yang berilmu dan mengamalkannya, ay ashabu ilmin wa amalin. Senada dengan Imam al-Showi, Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani juga menafsirkan kata wasath dengan pilihan dan keadilan yang dipuji dengan ilmu dan amal.

    Adapun Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir al-Qur’an al-Adzim menulis,

    يَقُوْلُ تَعَالَى اِنَّمَا حَوَّلْنَاكُمْ اِلَى قِبْلَةِ اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَاُم وَاخْتَرْنَاهَا لَكُمْ لِنَجْعَلَكُمْ خِيَارَ الْاُمَمِ لِتَكُوْنُوْا يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُهَدَاءَ عَلَى الْاُمَمِ لِاَنَّ الْجَمِيْعَ مُعْتَرِفُوْنَ لَكُمْ بِالْفَضْلِ وَ الْوَسَطِ هَهُنَا الْخِيَارُ

    Allah berfirman bahwa Kami mengubah kalian ke arah Ibrahim as. dan Kami memilihnya untukmu sekalian supaya kami menjadikan kalian umat pilihan untuk menjadi saksi pada hari kiamat atas umat yang lain, karena semuanya mengakui keutamaan dan ketengahan kalian. Inilah umat pilihan itu.

    Lebih jauh, masih dalam kitabnya, ulama asal Damaskus itu menyebutkan bahwa wasath berarti adil. Hal ini ia kutip dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Trimidzi, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah. Imam Ahmad bin Hanbal juga meriwayatkan hadis lain dengan makna yang sama.

    Syekh Muhammad Ali al-Shabuni dalam kitabnya Sofwatu al-Tafasir menjelaskan bahwa sebaik-baik sesuatu itu paling tengah di antaranya (awsath). Sementara berlebihan dan berkekurangan itu tercela. Ia juga mengutip Imam al-Thabari, bahwa kata wasath dalam pembicaraan orang-orang Arab berarti pilihan. Sementara ada juga yang menyebutkan wasath berarti adil.

    Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa Islam wasathiyah berarti Islam yang memegang teguh pada prinsip keadilan dalam segala aspek kehidupan. Sebab, adil tidak terbatas pada permasalahan hukum yang berarti tidak memihak.

     

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V mengartikan kata tersebut dengan beberapa makna, yakni sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran, sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang.

    Saat bertindak sebagai khatib pada pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan bahwa kata ja’ala menunjukkan bahwa Allah menjadikan hal tersebut dengan ada campur tangan manusia. 

     

    Dalam mewujudkan mawaddah dan rahmah dalam pernikahan, manusia berperan juga di dalamnya. Berbeda dengan kata khalaqa yang tidak ada campur tangan manusia sama sekali sebagaimana dalam penciptaan makhluk-Nya. Pun dengan ayat di atas. Dalam mewujudkan umat wasatha itu perlu ada ikhtiar dari manusianya.

    Oleh karena itu, upaya moderasi beragama ini haruslah digalakkan karena menjadi langkah penting dan sangat berkaitan dengan penyejahteraan masyarakat. Sebab, pandangan moderat meliputi pemahaman atas ilmu yang kuat dan pengamalannya yang maksimal dapat membuat masyarakat hidup tenang tanpa kekhawatiran. Hal demikian dapat melahirkan semangat aktivitas dan produktivitas sehingga kesejahteraan pun tampak nyata.

    Muhammad Syakir NF, pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU)

     

    *) Artikel ini terbit atas kerja sama dengan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI

    Opini
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Admin Suaragus
    • Website

    Related Posts

    PBNU Pantau Hilal Idul Adha Tanggal 29 Juni

    22 Juni 2022

    Nahdlatul Ulama dan Muslimat NU Cipicung Gelar Halal Bihalal dan Pengajian Akbar

    18 Mei 2022

    Ketum PBNU dan Sinar Mas Wakafkan Ribuan Al-Qur’an

    26 April 2022

    KH Miftachul Achyar Kembali Terpilih Jadi Rais Aam PBNU

    24 Desember 2021
    0 0 votes
    Article Rating
    Subscribe
    Login
    Notify of
    guest

    guest

    0 Comments
    Inline Feedbacks
    View all comments
    Editors Picks
    8.5

    Apple Planning Big Mac Redesign and Half-Sized Old Mac

    5 Januari 2021

    Autonomous Driving Startup Attracts Chinese Investor

    5 Januari 2021

    Onboard Cameras Allow Disabled Quadcopters to Fly

    5 Januari 2021
    Latest Posts

    British Soccer Clubs Barred From Traveling to Germany, TCL is Disrupted

    15 Januari 2021

    Review: T-Mobile Winning 5G Race Around the World

    15 Januari 2021

    Tokyo Officials Plan For a Safe Olympic Games Without Quarantines

    15 Januari 2021

    Subscribe to Updates

    Get the latest sports news from SportsSite about soccer, football and tennis.

    Top Reviews
    9.1

    British Soccer Clubs Barred From Traveling to Germany, TCL is Disrupted

    By admin
    9.1

    Review: T-Mobile Winning 5G Race Around the World

    By admin

    Inside the Numbers: The NFLs Have Fared With the No. 2 Draft Pick

    By admin
    Facebook Twitter Instagram YouTube
    © 2023 Copyright SuaraGusTeam All Rights Reserved ..

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    wpDiscuz