Jakarta –
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengingatkan kepada setiap aktivis muda Islam agar terus memelihara komitmen keagamaan, kebangsaan dan nasionalisme. Hal itu disampaikannya dalam acara pelantikan Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) DKI Jakarta di Gedung Parlemen Jakarta.
Menurut Jazilul, para pemuda Islam yang tergabung dalam organisasi salah seperti PMII merupakan jiwa-jiwa muda yang penuh energi dan semangat tinggi. Dalam setiap kegiatan para pemuda ini, kata Jazilul, mesti diiringi dengan kecintaan kepada agama dan tanah air.
“Saya lihat komitmen-komitmen tersebut sudah ada dalam diri aktivis PMII, sudah tidak diragukan lagi. Semua itu harus terus dipertahankan sebab komitmen yang kemudian terimplementasikan dalam segala kegiatan PMII adalah bentuk kontribusi nyata kepada bangsa dan negara,” ujar Jazilul, Jumat (26/2).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang biasa disapa Gus Jazil ini mengingatkan pada setiap aktivis muda Islam Indonesia khususnya anggota PKC PMII DKI Jakarta bahwa perjuangan dakwah di tengah pandemi COVID-19 tidak mudah. Untuk itu para pemuda mesti menjaga semangat dan kekompakan.
“Untuk menghadapi itu, minimal para aktivis tidak miskin spiritualnya, harus terus ditempa. Selain itu, perjuangan kalian perlu bekal, antara lain kaderisasi yang kompak dan tangguh serta perlu penguatan mental dalam diri pribadi masing-masing, agar apa yang diperjuangkan akan berhasil nanti,” pesan Jazilul.
Jazilul yang menjabat sebagai Ketua Majelis Pembina Daerah (Mabinda) PMII menyampaikan tiga poin wasiat yang disampaikan Rasulullah kepada dua sahabatnya Abu Dzar dan Muadz bin Jabal, untuk dijadikan pegangan dalam melakukan kegiatan. Pertama, Ittaqillah haytsumaa kunta yang menjadi jiwa ahlusunnah wal jama’ah yakni, jadikan Tuhan itu ada dan mengawasi setiap kegiatan, keinginan serta cita-cita.
“Poin ini sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia yakni pada sila pertama dalam Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan makna dan implementasi yang seiring sejalan,” sambung Jazilul.
Wasiat kedua, wa atbi’issayyiatal hasanata tamhuha, bermakna jika kita melakukan keburukan maka segera mungkin tutup dengan melakukan kebaikan.
“Kita adalah manusia biasa, pasti melakukan kesalahan tapi harus cepat menyadari dan lakukan kebaikan untuk menutup itu,” lanjut Jazilul.
Wasiat ketiga, wa kholiqinnasa bi khuluqin hasan, mengandung arti bergaulah dengan siapapun dengan akhlak dan moral yang mulia.
“Moral baik itu penting. Jika dalam bergaul dan beraktivitas kalian dikenal tidak baik, jangankan lingkungan, keluarga saja pasti tidak akan suka,” lanjut Jazilul
Jazilul pun mengajak seluruh elemen aktivis muda Islam Indonesia mulai dari sekarang untuk bangkit memperbaiki diri terutama akhlak dan moral sesuai dengan tuntunan agama.
“Memang di era modern ini membentuk karakter diri dengan akhlak mulia tidaklah mudah. Tapi, jika dilakukan selain akan bermanfaat buat diri sendiri juga akan bermanfaat untuk lingkungan masyarakat,” kata dia.
(akd/ega)