Jakarta – Iktikaf merupakan salah satu amalam sunnah yang bisa kita kerjakan di bulan Ramadhan ini. Meski hukum mengerjakannya sunnah, namun iktikaf termasuk dalam amalan yang diutamakan Rasulullah SAW terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Utamanya, tujuan dari iktikaf untuk menyambut datangnya malam Lailatul Qadar. Sebagaimana dengan hadits yang diriwayatkan Ibnu Khibban, Rasulullah SAW pernah bersabda:
مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعِى فَلْيَعْتَكِفِ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ
Artinya: “Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beriktikaflah pada sepuluh malam terakhir.”
Melalui detikKultum detikcom, Rabu (5/5/2021), Gus Miftah menjelaskan rukun pelaksanaan iktikaf, di antaranya niat, berdiam diri di masjid, dilakukan di masjid jami’ (masjid yang digunakan untuk Sholat Jumat), dan orang yang beriktikaf.
Pendakwah asal Jogja ini pun mengimbau umat muslim untuk memperbanyak bacaan doa, seperi yang dianjurkan Rasulullah berbunyi:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Bacaan latin: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwan fa’fu ‘anni
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf, maka maafkan aku.”
Lebih lanjut, Gus Miftah memaparkan hal-hal apa saja yang dapat membatalkan iktikaf. Salah satunya adalah keluar tanpa alasan.
“Itikaf itu kan berdiam diri di masjid, kemudian dia keluar (masjid) otomatis iktikafnya batal. Begitu masuk lagi, harus niat lagi,” tuturnya.
Sebagai penutup, Gus Miftah mengajak umat muslim untuk memaksimalkan amalan di 10 hari terakhir bulan Ramadhan guna mencari ridha Allah SWT.
Selengkapnya detikKultum bersama Gus Miftah: Iktikaf Ala Nabi DI SINI.
sumber : detikcom