Jakarta – Setan dibelenggu pada bulan Ramadhan sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata Rasulullah SAW pernah bersabda:
إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ.
Artinya: “Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu langit dibuka sedangkan pintu-pintu jahanam ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR. Bukhari)
Menurut hadits di atas, setan manakah yang dimaksud?
Gus Miftah menjelaskan bahwa setan terbagi menjadi 2 jenis yang berbeda. Pertama, setan yang termasuk dalam golongan jin dan berikutnya adalah setan yang berwujud manusia.
Setan yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah setan yang tergabung dalam golongan jin. Namun, tidak demikian dengan setan dalam bentuk manusia.
Pimpinan pondok pesantren Ora Aji di Sleman ini pun mengatakan bahwa tidak mengherankan jika di bulan Ramadhan pun masih ditemui orang-orang yang berbuat maksiat, mencuri, dan perbuatan dosa lainnya.
“Makanya ada orang yang masih berbuat maksiat berkeliaran karena dia setan dalam bentuk manusia,” ujar Gus Miftah melalui detikKultum detikcom, Kamis (6/5/2021).
Lebih lanjut, Gus Miftah mengungkapkan kemaksiatan itu akan tetap terjadi jika seseorang tidak memahami makna dan kemuliaan dari bulan Ramadhan.
Oleh karena itu dalam sebuah hadist Rasulullah SAW mengatakan:
“Seandainya umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan Ramadhan, maka niscaya mereka akan meminta agar satu tahun penuh menjadi Ramadhan .” (HR. Tabrani, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi).
Tidak sedikit orang yang berpuasa, namun hanya mendapatkan haus dan lapar tanpa memperoleh pahala sedikit pun.
“Kita seringkali mampu mencegah diri kita dari hal-hal yang membatalkan puasa, tetapi kita kadang-kadang lupa untuk mencegah diri kita dari hal-hal yang membatalkan atau mengurangi pahala puasa,” tutupnya.
Selengkapnya detikKultum bersama Gus Miftah: Bulan Puasa Maksiat Masih Ada DI SINI.
sumber : detikcom