REMBANG – Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Rembang Zaimul Umam NS mengajak para pengguna sosial media untuk memilih informasi yang bermanfaat. Untuk itu, Pengasuh Pondok Pesantren Alquran Narukan Rembang ini berharap masyarakat bisa mengubah pola pikir ber media sosial yang secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Jika empat aspek itu diterapkan tentu akan meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoax dan mencegah terjadinya berbagai dampak negatif dalam penggunaan sosial media.
Menurutnya secara statistik, penggunaan sosial media di dunia sangat besar, pengguna sosial media aktif sekitar 53,6% dari total populasi. Di Indonesia sendiri kepercayaan masyarakat terhadap media mainstream cukup tinggi.
Jika pemanfaatan media sosial tidak menyimpang maka dapat dibayangkan efek positif yang dapat dinikmati oleh seluruh pengguna media sosial yang ada di dunia.
Dengan demikian, Gus Umam mengajak pengguna media sosial ubah kebiasaan negatif menjadi sesuatu yang positif seperti bijak dalam berselancar di media sosial, mengatur waktu, serta bijak dalam memilih maupun meneruskan konten.
“Bijak dalam bersosial media, jangan terpancing dengan judul yang provokatif, apabila menemukan berita hoax maupun bersifat ajakan ke arah yang negatif segera laporkan ke aduan konten kominfo” ujarnya.
Kemudian manfaatkan sosial media untuk menambah ilmu, berbagi pengetahuan dan berjejaring serta gunakan peluang yang ada dalam berbisnis
Ia menambahkan dunia digital padat informasi, pilih informasi yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya, memberikan manfaat dan dapat membantu dalam mengembangkan diri.
Untuk itu, adik dari Gus Baha’ itu mewanti-wanti Jangan sampai kemudahan dan kecanggihan itu justru dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat.
“Gunakan medsos dengan bijak untuk menunjang kestabilan kehidupan ber bangsa dan ber negara bukan sebaliknya,” ujarnya.
Selain itu, Biasakan memahami berita secara utuh dan jelas sumbernya, agar tidak terjebak dalam pemahaman yang keliru
“Jangan mudah merespon berita yang tidak jelas dan provokatif karena itu akan perkeruh situasi, dan menambah kegaduhan seperti yang diharapkan pihak yang tidak bertanggung jawab,” imbuhnya.
sumber : Jawa Pos