Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat (PD) Syahrial Nasution mengungkapkan kesaksiannya tentang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menginisiasi pembentukan PD. Syahrial Nasution mengulang cerita SBY gagal menjadi wakil presiden pendamping Megawati Soekarnoputri usai Presiden Gus Dur dilengserkan.
“Ketika Presiden Gus Dur diganti tahun 2001, nama Pak SBY didorong sebagai calon wapres untuk mendampingi Ibu Megawati. Panda Nababan (F-PDIP) dan Hartati Murdaya (F-UG) ikut mendorong. Menggalang dukungan MPR. Saya ikut terlibat untuk tugas media. Basecamp-nya di Hotel Hilton,” kata Syahrial Nasution dalam cuitan berserinya di Twitter, Selasa (2/3/2021). Syahrial telah mengizinkan cuitannya dikutip.
Syahrial Nasution menyebut hasil polling salah satu media massa menyatakan masyarakat memilih SBY sebagai kandidat wapres favorit menyisihkan Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Siswono Yudhohusodo, dan lain-lain. Selanjutnya, kata dia, Hamzah Haz dan SBY bersaing ketat sebagai kandidat wapres.
“Di ‘basecamp’ Hotel Hilton, Pak SBY selalu ditemani Pak Suko Sudarso, Mas Heru Lelono, Ibu Hartati, Ibu Ani (alm), Pak Panda, dan saya. Mengamati dan memonitor lobi-lobi yang dilakukan Pak Taufik Kiemas (alm). Saya terus berinteraksi dengan teman-teman wartawan di Komisariat DPR RI,” sebut Syahrial Nasution.
Tepat pada malam pemilihan dan penghitungan suara, Syahrial Nasution bersama sejumlah orang yang menemani SBY mengaku sudah mengetahui angka kekalahan SBY sebagai calon wapres.
“Lobi Pak TK (alm) yang jalan. Bahwa akibat diturunkannya Gus Dur di tengah jalan, Ibu Mega harus merangkul kelompok Islam. Supaya tidak ada gejolak,” sebut Syahrial.
Syahrial Nasution menyebut almarhum Matori Abdul Djalil (Wakil Ketua MPR dari PKB) membocorkan konstalasi angka lobi-lobi di gedung MPR kepada Suko Sudarso. SBY yang mengetahui hal itu disebutkan menerima hasilnya dengan lapang dada.
“Dan di hadapan saya berujar kepada Pak Suko Sudarso: ‘Wajar, kita tidak punya partai, Mas’,” ucap Syahrial Nasution.
Cerita berlanjut setelah Megawati-Haz membentuk kabinet dengan mengangkat SBY sebagai Menko Polkam. Menurut Syahrial Nasution, para pendukung SBY langsung menyiapkan partai politik.
“Pak Ryaas Rasyid, misalnya, menyiapkan PDK. Namun, yang benar-benar diinisiasi Pak SBY adalah Partai Demokrat untuk kendaraan Pemilu 2004. Dibentuknya Partai Demokrat tidak mungkin lepas dari sosok Ventje Rumangkang (alm) dan SBY. Ada juga nama Suko Sudarso dan Heru Lelono. Lantas, ada nama Hartati Murdaya dan Bambang W Soeharto. Itu yang saya tahu dari rapat-rapat di kantor Pondok Indah, Jl. Ophir 1 dan Jl. Cikini Raya,” ucap Syahrial Nasution.
Syahrial Nasution menegaskan Partai Demokrat memang disiapkan untuk SBY. Fakta yang terjadi adalah SBY maju Pilpres 2004 berpasangan dengan Jusuf Kalla, melawan Megawati.
Namun, Syahrial Nasution menyebut cerita ini bisa berbeda. SBY bisa berpasangan dengan Megawati andai, katanya, SBY tidak dikucilkan di kabinet saat itu.
Simak cerita lengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan video ‘Jhoni Allen: SBY Bukan Pendiri Partai Demokrat’: