Kediri – Di Kabupaten Kediri berdiri sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) tua yang menjadi saksi perjalanan syiar Islam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari. Namanya Ponpes Salafiyah Kapurejo. Ponpes ini salah satu pondok pesantren tua yang berada di Desa Pagu, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.
KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama besar yang turut memperjuangkan kemerdekaan RI. Menurut KH Mochamad Chamdani Bik, putra pertama Mochamad Sodik yang juga Pengasuh Ponpes Kapu, perjalanan KH Hasyim Asy’ari di Kapurejo berawal dari ajakan KH Muhammad Yasir untuk menengok Nyai Masruroh, putri bungsu pendiri Ponpes Salafiyah Kapu yang saat itu sedang sakit keras.
“Dengan bantuan dari Mbah Hasyim, keadaan Nyai Masruroh berangsur membaik sampai sembuh dari sakit. Akhirnya beliau berdua menikah atas restu dari Mbah Hasan Muchyi,” kata Gus Bik, panggilan akrab KH Mochamad Chamdani Bik kepada detikcom, Rabu (28/4/2021).
![]() |
Rumah ini, jelas dia, dibuat dengan bentuk limasan. Terdiri dari separuh tembok dan separuh batu bata. Sedangkan atapnya terbuat dari kayu. Sepeninggal KH Hasan Muchyi, ndalem (rumah) juga menjadi tempat tinggal keluarga Kiai Hasyim bersama Nyai Masruroh dan keempat anaknya.
Kiai Hasyim Asy’ari sebagai menantunya juga diamanahi untuk terus mengembangkan pondok pesantren yang saat ini terkenal dengan sebutan Pondok Kapu. Rumah itu menjadi Ndalem Kasepuhan pertama di Pondok Kapu dan sudah direnovasi Kiai Hasyim Asy’ari pada masa itu.
“Sejak itu hingga sekarang lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Mbah Hasyim Asy’ari, Ndalem Kasepuhan pertama di Pondok Kapu. karena beliau yang membangun, memperbaiki atau merenovasi pada saat itu,” Imbuh Gus Bik.
Di area pondok pesantren, juga terdapat ndalem Kasepuhan (rumah lawas) kedua, yang berada di sebelah timur Masjid An-Nur Pondok Kapu.
Secara bangunan, Gus Bik mengaku Ndalem Kasepuhan kedua tersebut memang lebih tua dari Ndalem Kasepuhan Hasyim Asy’ari. Rumah itu menjadi tempat tinggal dari KH Muhammad Yasir (Kakak dari Nyai Masruroh) bersama keluarganya.
Kedua ndalem Kasepuhan yang ada di lokasi pondok pesantren itu dibangun dengan pondasi dan Soko Guru yang kuat. Terbukti dari bangunan kuno yang berdiri kisaran ratusan tahun lalu sampai sekarang masih kokoh. Hanya ada beberapa kerusakan yang menjadi tanggung jawab penerus pengelola Ponpes Kapu untuk memperbaiki tanpa mengubah bentuk aslinya.
“Sampai sekarang, ndalem kasepuhan kedua di Pesantren Kapu itu menjadi tempat tinggal keturunan Mbah Yasir. Seperti ndalem yang pertama, di sini juga digunakan sebagai pondok untuk tempat tinggal dan belajar para santri. Karena beliau berpesan, kalau membuat rumah harus diniati juga untuk pondok pesantren, supaya berkah,” jelas Gus Bik.

Gus Bik menyebut kehadiran Kiai Hasyim Asy’ari ke Ponpes Kapu dalam kurun waktu singkat langsung mengembangkan beberapa sektor. Terutama di bidang pendidikan. Karena sebelumnya KH Hasan Muchyi hanya mengajar ngaji untuk masyarakat sekitar.
Sementara pada masa KH Hasyim Asy’ari mulai merumuskan sistem pendidikan dan pembangunan madrasah yang masih berjalan hingga saat ini. Bahkan santri dan santriwati yang menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren Kapurejo ini mencapai 400 orang.
“Kalau hari biasa kebanyakan mereka yang dari madrasah hanya belajar sesuai jadwal, kemudian pulang. Tetapi saat Ramadhan begini, semua murid diwajibkan untuk tinggal di pondok, agar selama bulan puasa mereka bisa menggunakan waktu dengan belajar, beribadah dan berkegiatan yang lebih bermanfaat,” pungkas Gus Bik.
sumber : detikcom