Jakarta – Tiap bulan Ramadhan, tiap umat muslim pasti berlomba-lomba untuk mendapatkan kemuliaan dari malam istimewa ini, yaitu malam Lailatul Qadar.
Gus Miftah bercerita tentang kisah seseorang yang bernama Sam’un Al Ghozi. Kisah ini diceritakan oleh Rasulullah SAW bahwa Sam’un dikenal karena keimanannya dan kehebatannya.
Bahkan orang-orang kafir berusaha dengan segala cara mencoba untuk menjatuhkannya, memusuhinya, hingga membunuhnya.
Suatu ketika, Ia berhasil diikat ke sebuah tiang untuk dieksekusi mati oleh orang-orang kafir. Kemudian saat itu malaikat datang untuk menawarkan bantuan kepadanya.
Namun, dijawab oleh Sam’un:
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ
Bacaan latin: Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi
Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.”
Sam’un pun selamat dalam eksekusi matinya. Orang-orang muslim utamanya umat Muhammad iri dan bersedih mengetahui umur panjang yang dimiliki Sam’un untuk beribadah tersebut.
Allah pun berfirman dalam QS. Al Qadr ayat 1-5 menjelaskan tentang keutamaan suatu malam istimewa di bulan Ramadhan. Bahwa malam itu bahkan lebih baik dari seribu bulan.
Seribu bulan itu setara dengan 80 tahun lamanya.
“Umat Muhammad lebih istimewa. Tanpa harus berumur panjang, dia bisa beribadah seolah-olah 80 tahun dengan cara mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar,” tutur Gus Miftah dalam detikKultum detikcom, Selasa (4/5/2021).
Pendakwah kelahiran Lampung ini juga menjelaskan keutamaan-keutamaan lain apabila kita melakukan amalan baik di malam Lailatul Qadar.
“Barangkali umur kita tidak sepanjang Sam’un Al Ghozi, tetapi kita bisa beribadah seperti Sam’un Al Ghozi, dengan catatan kita mendapatkan satu malam yang lebih mulia dari 1000 bulan, Lailatul Qadar,” tutupnya.
Selengkapnya detikKultum bersama Gus Miftah: Lailatul Qadar DI SINI.
(erd/erd)