Jakarta – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Al Hamid di Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur, Senin malam (8/3). Hal ini dimaksud untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus meminta saran dan masukan terkait niatnya untuk maju sebagai calon Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.
Pada kesempatan tersebut, Gus Jazil, sapaan akrabnya, mengaku mendapatkan pesan dari Kiai Lukman Hakim agar apabila terpilih ia dapat merangkul para habaib dan kiai yang ada di Jakarta.
“Beliau bilang bahwa di NU DKI ini memang memerlukan tenaga dan waktu yang banyak. Beliau juga menyarankan agar para habaib yang ada di DKI diberikan tempat, sekaligus dirangkul untuk bersama-sama membesarkan NU karena pada dasarnya masyarakat Betawi sangat cinta dengan habaib dan para kiai. Jadi beliau berharap agar para habaib yang ada DKI juga dirangkul untuk dapat membesarkan NU di DKI,” kata Gus Jazil dalam keterangannya, Selasa (9/3/2021).
Di sisi lain, Kiai Lukman Hakim mengapresiasi niat baik Gus Jazil untuk turut serta membangun dan membenahi NU di DKI Jakarta.
“Dari hasil diskusi, beliau sampaikan kepada saya niatnya menata NU DKI, dan saya sangat merespons sekali bahwasanya NU ini memang bukan tempat kita mencari sesuatu, tapi NU tempat kita mengabdi,” tuturnya.
Menurut Kiai Lukman, komitmen Gus Jazil untuk menjadikan NU sebagai ladang pengabdian sebagai seorang nahdliyin merupakan sebuah komitmen yang wajib.
“Kata-kata itu adalah kata-kata wajib bahwasanya pengabdian seorang nahdliyin, seorang kader NU betul-betul untuk menyelamatkan NU dari zaman yang sudah kita ketahui bersama ini. Dari yang saya lihat, mudah-mudahan niat beliau benar-benar ikhlas, benar-benar muhlis, ingin memajukan, ingin menghidupkan NU, dan untuk mengabdi di NU,” terangnya.
“Harus benar-benar pengabdian yang lebih dikedepankan,” lanjutnya.
Sementara itu, Katib Syuriah PWNU DKI KH Ahmad Zahari menyebut pihaknya memberikan kesempatan dan hak yang sama bagi semua kader NU untuk bisa memimpin dan membenahi NU di DKI. Namun, terdapat sejumlah kriteria dalam menjadi Ketua PWNU DKI Jakarta.
“Pertama adalah yang bisa menyapa sampai pada anak ranting supaya NU di DKI ini bisa disamakan dengan provinsi-provinsi lain,” katanya.
Selain itu, pemimpin NU DKI ke depan harus punya kualitas serta kapasitas yang baik supaya bisa memberikan manfaat, baik untuk warga DKI maupun untuk dunia. Serta memiliki wawasan ke-NU-an dan ke-Aswaja-an yang bagus.
“Kepengurusan PWNU ke depan ini dihadapkan pada persoalan yang sangat kompleks sehingga walaupun ini tingkat provinsi, tingkat wilayah, sebetulnya NU DKI ini rasa nasional. Apa yang dikerjakan, apa yang disampaikan oleh kepengurusan ini akan direspon nasional karena PWNU DKI dekat dengan Pusat. Semuanya ada di Jakarta,” katanya.
Soal sosok Gus Jazil, Kiai Zahari menilai mantan ketua cabang Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII) Jakarta Selatan itu telah membuktikan kapasitasnya sebagai seorang tokoh dan pemimpin.
“Jaringannya kan dia mah lebih banyak. Selain itu, beliau juga santri, tentu pasti paham betul tentang ke-NU-an, tentang kiai NU, tentang budaya NU. Siapapun itu memang calon pengurus PWNU DKI harus yang berkelas dan berkualitas dan memenuhi jaringan yang cukup banyak yang bisa diterima oleh mulai wilayah sampai ranting dan anak ranting,” pungkasnya.
(akn/ega)