Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menggelar pengajian bertajuk “Penguatan Iman bagi Generasi Milenial Dalam Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2021 bersama Gus Miftah.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Miftah mengatakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo adalah sosok pemimpin sekaligus sahabat yang selalu menunjukkan kebaikan.
“Sekitar enam bulan lalu, saya mengisi pengajian di Pemalang. Saya ditelpon seseorang yang saya kenal dekat, beliau adalah Gubernur Jawa Tengah. Kepada saya, beliau meminta agar pengajian segera diselesaikan karena sedang pandemi. Karena saya cinta pada beliau, saya langsung ikuti,” kata Gus Miftah mengawali ceramah, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Rabu (25/3/2021).
Dari cita tersebut, Gus Miftah menyampaikan pesan moral kepada masyarakat untuk selalu taat pada pemerintah. Karena sejatinya, kewajiban untuk taat pada pemerintah telah diatur dalam Al-Quran.
“Saya sampaikan pada jamaah, ini pelajaran penting bagi kita. Di musim pandemi seperti ini, kita harus manut pada pemerintah dan mengikuti pendapat para ahli. Jangan kita ikut orang-orang yang ahli berpendapat. Kalau pemerintah baik, kita wajib mengikuti. Kalau pemerintah salah, maka kritiklah dengan bahasa yang santun,” terangnya.
Gus Miftah juga mengingatkan akan pentingnya persatuan dan kesatuan. Semua paham-paham radikal harus disingkirkan dari Indonesia.
“Saya punya pengalaman saat ngisi pengajian di Jateng, ada salah satu ASN guru yang mendukung khilafah. Ini tidak bisa dibiarkan, ia harus dicopot atau dipecat. Maka pada adik-adik pelajar, ojo nganti salah milih guru. Carilah guru yang menyenangkan, jangan yang menakutkan. Carilah guru yang ramah, bukan yang suka marah-marah,” kata pendakwah yang bernama asli Miftah Maulana Habiburrahman tersebut.
Sementara itu, Ganjar menjelaskan dirinya telah memiliki program rutin keliling sekolah-sekolah bersama Gus Miftah. Selain meningkatkan spiritualitas, Ganjar sengaja menggandeng ulama tersebut untuk mengobarkan semangat kebangsaan.
“Namun karena kondisi seperti ini, tentu program itu sementara terhenti. Tapi tadi saya sudah ngobrol sama Gus Miftah, nanti Ramadan kita lanjutkan. Konsepnya mungkin secara hybrid, yang ikut luring dikit, sisanya daring. Intinya, ini tidak boleh berhenti sebagai ikhtiar kita mencari jalan keluar agar kegiatan tetap berjalan,” jelasnya.
Ia juga menilai Gus Miftah cocok dengan kalangan milenial.
“Sambil guyon tapi mengena. Tadi saja misalnya, beliau menekankan bagaimana pentingnya memilih guru agar tidak tersesat. Pesan beliau jelas, ojo salah milih guru (jangan salah memilih guru). Ini penting disampaikan pada anak-anak kita,” pungkasnya.
Sumber: BeritaSatu.com